Follow kami di google berita

Komisi IV DPRD Kaltim Minta Kampus Pertimbangkan Pembukaan Prodi Pendidikan Luar Biasa

(Foto: Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati/Ist)
(Foto: Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati/Ist)

Anews.id, Samarinda – Imbauan pembukaan Prodi Pendidikan Luar Biasa kepada perguruan tinggi di Kaltim. Menurut Komisi IV DPRD Kaltim, minimnya jumlah tenaga pendidik di Sekolah Luar Biasa (SLB) saat ini menjadi alasannya.

Puji Setyowati selaku Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim menerangkan bahwa minimnya jumlah tenaga pendidik SLB di Kaltim akan menimbulkan efek bagi siswa terkait. Ia berharap agar imbauan pembukaan Prodi Pendidikan Sekolah Luar Biasa ini dapat dipertimbangkan oleh pihak yang berkepentingan di Pemprov Kaltim dan perguruan tinggi.

“Kami harapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim bekerja sama dengan universitas negeri untuk membuka jurusan bagi SLB,” tutur Puji.

Kesempatan tenaga pendidik berlatar belakang pendidikan luar biasa di Kaltim akan semakin besar dengan berhasil dibukanya Prodi Pendidikan Luar Biasa. Hal ini dapat menjawab permasalahan mengenai minimnya tenaga pendidik SLB.

Tetapi, hingga kini saran tersebut masih belum disampaikan kepada Disdikbud Kaltim atau perguruan tinggi. Pihaknya masih dalam tahapan pengkajian terkait kebutuhan tenaga pendidik SLB.

“Kami harapkan dengan adanya jurusan khusus itu bisa tercukupi. Untuk sementara kami belum menyarankan kepada dinas. Kami akan mengkaji lebih dulu terkait berapa kebutuhannya,” ucap politisi Demokrat itu.

Selain itu, pihaknya akan sangat menyayangkan jika tidak kunjung ada respons mengenai kekurangan tenaga pendidik SLB ini dari Pemprov Kaltim. Alasannya, karena banyak siswa berkebutuhan khusus dengan prestasi dan kemampuan yang baik namun kurang mendapat arahan dari tenaga pendidik terkait.

Puji selanjutnya menerangkan pentingnya pendidikan SLB. Ia menuturkan bahwa siswa berkebutuhan khusus dengan bakat terbaik telah menjadi fenomena gunung es.

“Banyak orang tua yang belum berani dan tidak percaya diri untuk menunjukkan bahwa anaknya perlu stimulus dan pendidikan yang tepat,” tutupnya. (Adv)

Bagikan

Subscribe to Our Channel