Follow kami di google berita

Dokter Spesialis Anastesi di RSUD dr Abdul Rivai Kurang

Tanjung Redeb — Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, Jusram, akui kekurangan dokter spesialis anastesi.

Dikatakan Jusram, saat ini dokter spesialis anastesi di Berau hanya ada satu orang. Berikut pula pada asisten dokter anastesi yang jumlahnya satu orang.

“Hanya ada satu di rumah sakit, asistennya juga cuman satu,” ujarnya.

Dikatakannya, tugas dokter anastesi cukup krusial dalam tindakan operasi. Dokter spesialis anestesi memiliki peranan penting dalam menentukan jenis anestesi yang paling aman dan sesuai dengan kondisi serta riwayat medis pasien yang akan menjalani operasi.

Dokter anestesi berperan penting dalam membantu dokter bedah dan bekerja sama dengan perawat dalam mempersiapkan berbagai hal sebelum operasi, memonitor kondisi pasien, memberikan pembiusan selama operasi, serta melakukan observasi pascaoperasi dan memastikan bahwa kondisi pasien tidak memburuk.

Secara teknis, peran dokter anestesi dimulai saat memberikan obat anestesi atau melakukan tindakan intubasi untuk kondisi darurat. Intubasi adalah teknik yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas dan memberikan oksigen, dengan cara memasukkan tabung khusus ke batang tenggorokan melalui mulut.

Selama operasi berlangsung, dokter anestesi akan mengecek dan memastikan tanda-tanda vital pada pasien.

Dokter anestesi juga akan memastikan pasien merasa nyaman dan tidak merasakan sakit ketika operasi berlangsung. Setelah operasi selesai, pemberian obat anestesi akan dihentikan dan pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan hingga sadar.

Sementara itu, dokter anestesi juga berperan dalam memonitor kondisi pasien setelah operasi hingga efek pembiusan hilang.

“Jadi tugasnya adalah mengambil alih fungsi napas dan kontrol sirkulasi saat operasi karena pasien dalam keadaan terbius dan rawat pasien kritis,” ujarnya.

Dikatakannya, sudah memohon untuk ada penambahan dokter spesialis anastesi beserta satu orang asistennya.

“Kami sedang berkomunikasi dengan FK Unhas untuk hal tersebut. Semoga tahun ini dokter anastesi bisa bertambah,” jelasnya.

Ditanyai terkait informasi adanya seorang pasien yang diduga terlamat penanganan dan berakhir pada meninggalnya anak pasien melahirkan tersebut, Jusram mengaku bahwa persoalan tersebut cukup berat.

Pasalnya, kala itu, memang tenaga medis tidak bisa mengambil tindakan langsung. Harus melalui beberapa tahapan.

“Persiapan operasi juga penting agar ibu bisa aman. Kadang dalam menilai ibu hamil, pertimbangan ibu dan anak memang tidak mudah,” pungkasnya. (Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel