Follow kami di google berita

Ajak Cari Investor Untuk Kelola Sawit, Jangan Hanya Berakhir di CPO

A-News.id, Tanjung Redeb — Kelangkaan minyak goreng bukan hanya di Kabupaten Berau saja. Permasalahan serupa ini juga terjadi di seluruh Indonesia.

Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah, memberikan beberapa catatan kepada Pemerintah Kabupaten Berau yaitu melihat Kabupaten Berau ini kaya akan produksi buah sawitnya. Produksi ini juga merupakan upaya dari menumbuhkan ekonomi namun hasil akhir hanya di  Crude Palm Oil (Cpo) saja.

“Jadi ada produk akhirnya terealiasi dalam hal ini yang langka minyak goreng, ya kita dorong untuk mencari investor, bukan hanya minyak goreng saja namun bisa berbentuk sabun kosmetik apapun itu yang penting pecahannya bukan hanya minyak goreng aja ya. Kan sawit itukan memang semuanya bermanfaat,” ujar Syari.

Syarifatul juga menuturkan tujuan mencari investor berguna agar Berau dapat memproduksi produk sendiri dan dapat membuka lapangan pekerjaan serta mengurangi pengangguran. Dirinya juga mengharapkan agar masyarakat Berau jangan menjadi penonton di terasnya sendiri melihat Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah.

“Saya kebetulan dari luar daerah dan tidak separah di Berau gitu, mungkin karena adanya kepanikan menjelang puasa dan lebaran, kedua ada oknu yang memanfaatkan minyak sehingga ada penimbunan. Saya menghimbau untuk masyarakat Berau agar tidak panik, karena stok ada juga apalagi sekarang bontang punya pabrik,” jelasnya.

Keuntungan investor juga banyak, menurut Syarifatul investor lebih mudah mendapatkan bahan baku dengan kapasitas yang mumpuni, lalu lapangan pekerjaan untuk masyarakat Berau juga terbuka lebar.

“Pemkab harus turun tangan bersama dengan aparat agar dapat melakukan penertiban dan sanksi. Saya dengan 1 liter nya ada yang jual sampai Rp 65.000 nah itukan kesian betul masyarakat, pemerintah jual Rp 14.000, apalagi pedagang-pedagang kecil UMKM itu ya, kalau rumah tangga itu 1 liter bisa untuk beberapa hari, kasihan juga masyarakat yang bergantung hidup dari bisnis kuliner,” ungkapnya.

Untuk jangka pendeknya, Pemkab bisa mendapatkan suplay dari Kota Bontang namun jangan sampai menimbulkan kerumunan yang luar biasa ditambah lagi ada korban.

“Sidaknya cari denga aparat, disidak yang mana gudang-gudang berpotensi menimbun minyak itu, kita juga melihat agen-agen ini dibilang cukup-cukup betulkah disuplaynya kemana pereadarannya, gitu nah jangan sampai nanti cukup-cukup tapiternyata di toko juga habis sebentar aja habis jangan seperti itu,” tegasnya.

“Kami banyak melihat ibu ibu menawarkan minyak dengna harga Rp 75 ribu lalu sengaja mencoba membuat list dari sekarang, saya prihatin kondisi seperti ini, kami doronglah melalui OPD teknis tentunya,” tandasnya. (ryn)

Bagikan

Subscribe to Our Channel