A-News.id, Tanjung Selor – Alokasi subsidi ongkos angkutan (SOA) yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN), untuk Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) selama dua tahun terakhir diklaim mengalami peningkatan.
Pada tahun 2024 diketahui alokasi SOA Kaltara mencapai Rp54 miliar untuk pesawat perintis ke daerah terpencil di Kaltara. Seyogianya, SOA diperuntukkan untuk mobilitas penumpang, barang, dan bahan bakar minyak (BBM) ke daerah yang sulit dijangkau di Kaltara, mulai dari perbatasan, pedalaman, dan daerah terisolasi.
Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, Andi Nasuha membenarkan, sepanjang dua tahun terakhir alokasi anggaran SOA di Kaltara terus mengalami peningkatan.
Namun, masih ada pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah yang harus dilakukan. Salah satunya adalah penambahan rute ke daerah yang belum terealisasi.
“Jadi, sejak 5 Januari lalu penerbangan mulai berjalan dan total keseluruhan alokasi anggaran sepanjang 2024 sebesar Rp54 miliar dengan rincian SOA penumpang Rp37.498.947.000, Kargo barang Rp12.800.259.251.66, dan BBM Rp4.661.675.235.00,” bebernya.
Rute penerbangan, tambah dia, ada di dua daerah, yakni Kabupaten Malinau dan Nunukan. Meskipun, terhitung 15 hari SOA sudah berjalan, Andi mengakui ada banyak rute daerah yang belum terakomodir dari usulan.
Sebelumnya, pihaknya mengusulkan rute SOA dibuka untuk tujuan Tanjung Selor-Pujungan dan Malinau-Tau Lumbis. Namun kedua rute untuk kedua daerah tersebut belum dapat terealisasi karena terkendala anggaran.
“Jadi rute yang diprioritaskan itu yang load faktor (pembebanan) tinggi, sementara masih ada daerah yang belum ada penerbangannya tidak teranggarkan SOA. Padahal banyak daerah yang sangat susah untuk akses transportasinya, terutama di perbatasan,” ungkapnya.
Sedangkan terhadap daerah yang sudah teranggarkan sendiri, seperti Kabupaten Nunukan dan Malinau dengan rute terbanyak. Rute ke Tau Lumbis merupakan salah satu usulan yang hingga saat ini belum teranggarkan.
“Padahal, harusnya bisa untuk daerah ini (Tau Lumbis) bisa dianggarkan ke pemerintah daerah setempat,” pintanya.
Peran pemerintah daerah (pemda), dinilai penting dalam penyaluran SOA guna mengurangi kepadatan antrian keberangkatan yang sering terjadi.
“Kalau SOA sudah dicover dari pemda kabupatennya, paling tidak berbagi. Artinya, frekuensi jadi bertambah jadi dua atau tiga kali penerbangan,” harapnya.
Penerbangan yang berangkat hari ini saja, di hari kemudian sudah ada penumpang yang mengantri baik di Tarakan maupun Tanjung Selor.
“Itu baru rute penerbangan ke Nunukan, belum Malinau tujuan Long Apung,” pungkasnya. (*/Lia)