Follow kami di google berita

Petani Hadapi Ancaman Gagal Panen Akibat Kemarau

A-News.id, Samarinda – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Samarinda memprediksi bahwa musim kemarau akan berlangsung hingga Oktober.

Prediksi ini menjadi kabar yang mengkhawatirkan bagi para petani di Samarinda, terutama yang mengandalkan saluran irigasi dan tadah hujan. Salah satunya adalah Noto, seorang petani di Jalan Belimau, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara.

Sebagai seorang petani, Noto biasanya menanam sayur sawi dan menjualnya di pasaran. Namun, sejak memasuki musim kemarau ini, banyak tanaman sawi yang gagal panen akibat kekeringan. Ironisnya, pada Senin (21/8/2023), Kota Samarinda bahkan diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Hujan tersebut menyebabkan sejumlah ruas jalan terendam tinggi, terutama di pemukiman warga. Namun, persawahan di Lempake tidak mendapat keuntungan dari hujan tersebut.

“Nyatanya di sini tidak ada hujan, padahal saya sangat berharap agar ada hujan di sini. Tapi katanya hanya di kota saja yang hujan,” ungkap Noto.

Noto juga mengakui bahwa selama satu bulan lebih ini, ia harus bekerja keras untuk menanam sayur sawi secara berulang. Namun, jika kondisi El Nino tidak kunjung membaik, maka penghasilannya setiap hari akan terancam.

Selain itu, Noto juga mengeluhkan kurangnya bantuan dari pemerintah. Padahal, hasil panen sayurannya sering dijual di beberapa pasar tradisional.

“Tidak pernah ada bantuan sama sekali, yang saya tahu bantuan hanya diberikan kepada petani padi saja,” tambahnya.

Suwarso, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, juga mengungkapkan keprihatinan atas kondisi persawahan di Lempake. Sebanyak 300 hektare lahan pertanian di Lempake menghadapi ancaman gagal panen.

“Namun, kami telah berusaha untuk meminta bantuan kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) agar dapat membantu petani di daerah Lempake melalui saluran yang dapat dibuka dari Waduk Benanga,” tutupnya. (yf)

Bagikan

Subscribe to Our Channel