Follow kami di google berita

Percepat Pekerjaan, Iccang: Penghentian Perbaikan Bukan Solusi

A-News.id, Tanjung Redeb – Pengerjaan perbaikan Jembatan Sambaliung terus dilakukan. Namun dampak penutupan jembatan masih menuai reaksi dari sejumlah kalangan masyarakat.

Bahkan belakangan ini muncul ancaman dari DPRD Berau yang akan menghentikan perbaikan jika tak ada solusi mengatasi dampak penutupan jembatan ini.

Terkait kondisi itu, Anggota DPRD Berau, M Ichsan Rapi, menegaskan bahwa perbaikan jembatan memang sudah harus dilakukan. Pasalnya, kondisi jembatan sudah mendekati masa kritis.

Dari informasi yang diterimanya dari tim ahli jembatan, kerusakan Jembatan Sambaliung ada pada bagian camber jembatan. Camber atau gelagar merupakan ruang terbuka yang terdapat pada bawah jembatan yang memanfaatkan lengkungan lantai jembatan. Umumnya, lanjut dia, camber berukuran 22 sentimeter.

“Justru yang mau saya pertanyakan, kenapa baru sekarang mau diperbaiki.
Padahal umur rencana jembatan itu hanya 25 tahun. Sementara kita ketahui umur Jembatan Sambaliung itu katanya sudah lebih dari 30 tahun,” jelas pria yang akrab disapa Daeng Iccang ini.

Karena itu, dirinya sangat mendukung perbaikan Jembatan Sambaliung yang dilakukan saat ini. Apalagi infonya pada September 2022 lalu, setelah diukur camber Jembatan Sambaliung tingga 2,4 sentimeter. Makanya harus segera dilakukan perbaikan, karena sudah mendekati standar untuk terjadi keruntuhan mendadak.

“Camber jembatan jangan sampai tinggal 10 persen dari camber awal pabrikasi. Kalau camber awalnya 22 sentimeter, maka sebelum tinggal 2,2 sentimeter sudah harus dilakukan pergantian camber baru,” beber Iccang.

Menurutnya, ketika perbaikan sudah dilakukan, bahkan lantai jembatan sudah dibongkar, maka jembatan harus ditutup total. Sehingga yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah memastikan kelancaran dan keamanan penyeberangan alternatifnya.

Dirinya pun mendorong pihak-pihak terkait mencari solusi agar tidak terjadi gejolak di masyarakat seperti yang terjadi saat ini.

“Dari awal sebelum jembatan ditutup sudah saya katakan kepada pihak PU provinsi, kita sangat mendukung perbaikan jembatan ini. Tapi tolong pastikan dampaknya bisa teratasi,” tegas politisi Partai Gerindra ini.

“Masyarakat sudah menerima dan mendukung. Sekarang apa yang harus dilakukan untuk menangani dampak penutupan jembatan ini. Itu yang dipikirkan. Bukan justru mengancam mau menghentikan pengerjaan perbaikan. Itu bukan solusi namanya,” lanjutnya.

Menurutnya, salah satu solusi yang bisa dilakukan yakni penambahan armada penyeberangan baik untuk kendaraan maupun penyeberangan orang.

“Sekarang sudah tidak ada pilihan. Ibarat pasien sudah berada di meja operasi dan dokter sudah bertindak menyelamatkan pasien, maka operasi tidak bisa lagi dihentikan,” katanya.

“Sekarang yang terpenting untuk dirembukkan bersama itu solusi pengalihan manusia dan barang akibat penutupan jembatan ini,” sambungnya lagi.

Selain itu, percepatan penyelesaian perbaikan jembatan juga harus jadi perhatian, tanpa mengurangi kualitas pengerjaan. Agar penyeberangan alternatif untuk masyarakat tidak berkepanjangan, maka kegiatan perbaikan jembatan harus dipercepat penyelesaiannya.

Iccang menyebutkan, jika kontraktor pelaksana mengatakan pelaksanaan perbaikan membutuhkan waktu sekitar empat bulan, maka setiap item perbaikan harus terukur dan terjadwal.

“Schedule-nya harus jelas, per hari, per minggu, per bulan. Misalnya, hari ini target pengerjaan sampai 10 persen. Besoknya sekian persen. Dalam seminggu sampai sebulan bisa dapat berapa persen,” jelasnya.

Bahkan, dari target pekerjaan selama empat bulan tersebut, menurut Iccang ada kemungkinan bisa diselesaikan lebih cepat.

“Makanya kami sarankan memperbanyak tenaga kerja untuk pembongkaran lantai jembatan dan alat jack hammer tangan supaya tahap pembongkaran bisa cepat selesai. Bisa juga pekerjaan dilaksanakan 24 jam,” bebernya.

Material camber dan tim yang ahli pemasangan gelagar jembatan juga harus sudah siap di lokasi, agar setelah pembongkaran lantai jembatan bisa langsung bekerja.

Pengecoran lantai jembatan juga dianjurkan menggunakan aditif pengeras beton, guna mempercepat waktu pengeringan beton. “Jadi paling lama 7 hari sudah bisa dilewati kendaraan,” ujarnya.

Lanjutnya, jika metode kerja disusun dengan rapi dan terukur, maka target pengerjaan selama 4 bulan oleh kontraktor pelaksana bisa dipangkas menjadi 2 atau 3 bulan saja.

“1 minggu bongkar lantai, 1 bulan pasang camber, 1 minggu pasang besi, 1-2 hari cor beton, 7 hari tunggu beton kering. 2 bulan bisa selesai. Yang penting, alat, material, dan pekerjanya sudah siap semua,” pungkasnya. (to)

Bagikan

Subscribe to Our Channel