Follow kami di google berita

Makam Keluarga Kesultanan Gunta Kerap Tergenang, Rahman: “Sudah Semestinya Menjadi Perhatian Bersama”

A-News.id, Tanjung Redeb – Kondisi makam keluarga Kesultanan Gunung Tabur yang tergenang saat air laut pasang rupanya telah diketahui oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau.

Anggota Komisi III DPRD Berau Rahman mengatakan, kabar terkait lahan makam yang tergenang tersebut sudah menyebar luas di berbagai sosial media masyarakat Berau. Kata dia, sudah sewajarnya itu menjadi perhatian semua pihak terkait renovasi dan pembenahannya.

Sebagai salah satu wakil rakyat yang bertarung di daerah pemilihan (dapil) 2 yakni Teluk Bayur, Gunung Tabur dan Segah, tak sedikit sudah berbagai laporan dari masyarakat Gunta yang ditampung oleh Rahman mengenai kondisi makam keluarga kesultanan tersebut.

“Sudah ada beberapa petinggi dan tokoh kesultanan Gunung Tabur terkait hal ini,” katanya.

Karena tak hanya sekadar sebagai makam, menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, makam yang ada tepat berada di belakang museum Batiwakkal Gunung Tabur itu pula juga bisa menjadi kawasan situs bersejarah yang bisa diziarahi oleh wisatawan dan kawasan pendidikan oleh anak muda.

“Makanya kenapa harus kita jaga, karena itu merupakan bukti kalau memang ada para pendahulunya yang pernah mendiami keraton Gunung Tabur,” katanya.

Disinggung mengenai pelaksaan kapan akan ada pembahasan bersama mengenai rencana renovasi lahan makam, Eks pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu mengaku belum ada rencana sampai ke titik itu.

Hanya saja, ia menyatakan, kalau sebagai wakil rakyat sudah seharusnya memperjuangkan aspirasi masyarakat apalagi itu menyangkut dengan wisata yang ada di Kabupaten Berau.

“Ini sudah semestinya menjadi perhatian baik dari pemerintah maupun anggota DPRD bahwa ini merupakan salah satu Kecamatan yang mempunyai situs bersejarah kerajaan Berau disamping daripada Sambaliung,” pungkasnya.

Sebelumnya, Lurah Gunung Tabur Rudi Yanto menuturkan, keadaan makam keluarga kesultanan tersebut selain kerap terendam banjir juga minim fasilitas pendukung seperti halnya pendopo untuk beristirahat tamu.

Peninjauan ke lapangan sudah berulang kali dilakukan oleh pihaknya bersama dengan instansi terkait. Namun begitu, hingga kini penanganan belum terlihat titik terang. Dari yang dirinya tahu, jumlah makam yang terancam banjir itu jumlahnya cukup banyak sekitar 40an makam.

“Itu sudah diusulkan beberapa kali sebenarnya dan mudah-mudahan terealisasilah di tahun ini,” katanya.

“Yang perlu dibenahi terutama lokasinya kita tinggian biar air pasang surut tidak sampai masuk, tapi tidak kita merubah bentuk setelah itu baru kita bangun pendopo, jalan masuknya juga kita perbaiki minimal dicor jadi akses masuk pengunjung itu nyaman,” jelasnya.

Rudi sangat berharap pembenahan dapat dilakukan segera mungkin karena areal makam tersebut menjadi salah satu cagar budaya yang patut dilestarikan dan dijaga. Pasalnya beberapa sultan Gunung Tabur dan keturunannya sudah ada yang dimakamkan di areal tersebut. (mik/adv)

Bagikan

Subscribe to Our Channel