Follow kami di google berita

‘Kiamat’ Kontainer Kacau, Makin Parah Gara-Gara Ini

A-News.id, Jakarta- Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid – 19 dinilai lebih cepat dari yang diekspektasi banyak pihak. Sehingga produksi dan perdagangan melonjak signifikan yang membuat ketidakseimbangan pasar, yang berimbas pada kekurangan bahan baku dan kelangkaan kontainer.

Belum lagi ditambah krisis dari negeri China, dimana Indonesia juga sangat bergantung akan barang dari negeri panda.

Wakil Ketua Bidang Manufaktur Gabungan Pengusaha Ekspor Impor (GPEI) Bob Azam mengatakan, hampir seluruh dunia memasuki masa recovery. Ditandai dengan data Purchasing Manager Index (PMI) yang sudah memasuki zona ekspansif.

Kemudian produksi dituntut untuk meningkat sebagai koreksi pasar yang terjadi pada masa pandemi. Hal ini terjadi dalam waktu yang bersamaan membuat masalah kelangkaan kontainer.

“Sehingga wajar kontainer ngumpul di satu negara dan tidak terdistribusi dengan baik. Sehingga kita mengalami krisis bahan baku,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip, Sabtu (20/11/2021).

Belum lagi ditambah krisis energi yang terjadi di China, sehingga sulit bagi industri untuk mengejar produksi yang diminta pasar. Bob mengatakan untuk bahan baku yang berasal dari Eropa juga terganggu karena kesulitan mendapatkan tenaga kerja karena mobilitas terbatas imbas gelombang ketiga.

“Ini menjadi satu krisis bahan baku dan menghambat recovery industri kita karena 70% masih impor terutama dari China,” jelas Bob.

Di sisi lain, karena krisis energi yang terjadi di China juga mulai memacu penggunaan energi fosil seperti batu bara, yang membuat kerusakan lingkungan. Padahal isu lingkungan saat ini sedang menjadi sorotan belahan dunia, dan menjadi agenda negara untuk perbaikan bumi.

“Seperti India juga meliburkan sekolah karena polusi tinggi,” katanya.

Sumber : Cnbcindonesia



Bagikan

Subscribe to Our Channel