A-News.id, Tanjung Selor – Pemprov Kaltara terus bergerak menjangkau anak-anak yang belum imunisasi polio. Ini untuk mencegah kasus penyakit saraf yang menyebabkan kelumpuhan permanen (Polio) yang telah menjangkit di sejumlah daerah di Indonesia.
Sebelumnya pada 15 Januari 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah melakukan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara serentak guna menanggulangi kejadian luar biasa (KLB), usai ditemukan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang di Jawa Timur, serta Kabupaten Klaten di Jawa Tengah.
Dengan adanya hal tersebut , setiap daerah juga melakukan imunisasi polio kepada setiap anak yang berusia 0 – 7 tahun.
Dikaltara sendiri, disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Usman, imunisasi polio merupakan program rutin yang dilakukan oleh Dinkes Kaltara.
“Jikapun ada ada kasus, tentunya anak imunisasi polio itu tidak lengkap,” ujar Usman kepada A-News.id.
Mendeteksi dini sebaran kasus, disampaikan dia Dinkes Kaltara senantiasa membuat laporan surveilans. ” Namun, secara jumlah kasus polio saya tidak,” jelasnya.
Pada 2024, pihaknya menargetkan 13.287 anak dengan rentang usia nol sampai tujuh tahun untuk menjalani program imunisasi BOPV (bivalent oral polio vaccine).
“Saat ini tercatat, ketersediaan vaksin sebanyak 750 vial,”ujarnya.
Usman juga mengimbau kepada orang tua dan masyarakat menyadari bertapa pentingnya imunisasi polio guna menjaga kesehatan anak.
“Dalam menjaga kesehatan anak, ayo kita berperan aktif dan ikuti program imunisasi polio demi kebaikan kita bersama,” harapnya.
Mengingat, penularan akibat polio bisa menyebabkan kelumpuhan pada anak dalam beberapa kasus, dan polio juga menyebabkan kematian.
“Salah satu cara mencegah penyakit ini (Polio). Yah, dengan Vaksinasi,” tuturnya.
Lalu, dengan memberikan imunisasi kepada anak juga dapat melindungi mereka dari penyakit yang disebabkan oleh virus polio dan metode tersebut dinilai baik untuk mencegah penyebaran penyakit menular.
Bahkan, dalam kasus polio, imunisasi telah terbukti efektif dalam mengurangi jumlah kasus. Bahkan, beberapa dekade terakhir, angka kasus di seluruh dunia menurun drastis dan beberapa negara telah bahkan mengeliminasi penyakit ini sepenuhnya.
Namun, kalau secara umum orang tua ragu-ragu dan enggan memberikan imunisasi (vaksin) maka pelaksanaan vaksin ini akan kehilangan artinya.
“Sangat penting untuk kita mengetahui fakta yang sebenarnya mengenai vaksinasi dan memberikannya pada anak-anak kita sebagai upaya untuk melindungi kesehatan mereka. Dan anak berhak untuk hidup dengan sehat serta bahagia, ” tutupnya.