A-News.id, Tanjung Selor – Upaya penentuan awal bulan Ramadhan dengan memantau rukiyatul hilal di Gunung KNPI, Kabupaten Bulungan tidak membuahkan hasil. Dilaporkan bahwa pada Minggu (10/3) pukul 17.00 – 18.00 WITA, hilal tidak terlihat melalui Teleskop dan Thedolite milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Abdul Gafar, Kabag Tata Usaha Kemenag Bulungan, mengungkapkan bahwa pihaknya belum berhasil melihat hilal. “Kita belum bisa melihat hilal sampai sekarang,” ungkapnya.
Hingga pukul 18.00 WITA, Gafar mengklaim bahwa hilal masih belum terpantau. Namun demikian, hasil yang telah diperoleh akan dilaporkan ke Kemenag Kaltara dan kemudian ke pusat.
Penting untuk diingat bahwa keputusan penetapan awal bulan Ramadhan di seluruh Indonesia bergantung pada pengamatan langsung bulan di wilayah NKRI.
“Jika ada salah satu daerah di Indonesia yang berhasil melihat hilal dan telah mengambil sumpah, maka keputusan tersebut akan ditetapkan oleh Kementerian Agama,” kata Gafar.
Namun, jika tidak ada satu pun daerah di Indonesia yang melihat hilal, maka penentuan awal bulan Ramadhan akan dijadikan pada hari Senin (11/3) sebagai tanggal ke-30 bulan sebelumnya.
“Ini berarti bahwa besok atau Selasa (12/3) akan menjadi awal bulan Ramadhan,” jelas Gafar.
Sementara itu, Kepala BMKG Bulungan, Abdul Haris, menjelaskan bahwa hasil perhitungan BMKG menunjukkan konjungsi habis terjadi pada pukul 17.00 WITA dan matahari terbenam pada pukul 18.23 WITA, dengan ketinggian bulan sebesar 0,03 derajat.
“Dalam pengamatan rukiyatul hilal yang memiliki tingkat ketinggian rendah, kemungkinan untuk dilihat sangat kecil. Namun, lokasi di Tanjung Selor perlu dicatat sebagai lokasi dengan ketinggian yang kurang tinggi,” singkat Haris.
Sementara itu, di Kabupaten Berau pantuan hilal terhambat cuaca yang kurang baik. Rukiyatul hilal ini dihadiri langsung Kepala Depag Berau beserta jajaran, BMKG, MUI, NU dan Muhammadiyah.
“Kita tunggu aja malam ini hasil sidang isbat ya terima kasih,” singkatnya. (Lia)