Follow kami di google berita

FAISAL ATAS NAMA WARGA SELAMBAI DAN LOK TUAN TOLAK RENCANA TERMINAL MUAT BATUBARA DI PELABUHAN LOK TUAN

ANEWS, BONTANG – Menanggapi isu rencana muat batubara di pelabuhan umum atau tepatnya di Pelabuhan Lok Tuan, Bontang, Kaltim, Faisal FBR, anggota Komisi III DPRD Bontang, Rabu, 24/3/2021, mengatakan bahwa dirinya, atas nama warga yang berdomisili langsung dekat Pelabuhan Lok Tuan, tepatnya di Kampug Selambai, menolak keras adanya rencana Pelabuhan Lok Tuan akan dijadikan sebagai pelabuhan muat batubara.

“Walaupun ada pro dan kontra, kami mewakili masyarakat, bukan saja Selambai tetapi seluruh masyarakat Lok Tuan, menolak, jangan sampai karena alasan PAD, kami masyarakat dikorbankan. Kita bisa lihat dari Samarinda – Bontang padatnya mobil lalu Lalang. Nah, kita bayangkan kalau seumpamanya dari Bukit Kusnodo lalu Lalang mobil ke Pelabuhan Lok Tuan sini,” ujar Faisal.

Menurut Faisal, walaupun jadwalnya malam, kita bisa buktikan kegiatan warga Pelabuhan Lok Tuan, kalau malam padat. Baru-baru ini ada yang meninggal karena kecelakaan di jalur pelabuhan ini,

“Tahu kan anak-anak muda, kadang-kadang cara berkenderaannya tidak tertib, apalagi ada lalu lalang kendaraan truk-truk besar mengangkut batubara, akan menjadi lebih semrawut dan berbahaya terjadinya kecelakaan lalu lintas,” bebernya.

Lebih lanjut Faisal mengatakan bahwa diperkirakan lebih dari 30 unit truk lalu lalang mengangkut batubara.

Karena tidak mungkin diatasnya 30 truk, kalau mereka memerlukan target tonase batubara lebih besar lagi, truk itu akan bolak-balik dengan kecepatan tinggi untuk muat kembali. Apalagi akan lebih banyak lagi, diperkirakan akan tambah memacetkan jalanan lagi,

“Ini Anggap 30 truk aja lah, kalau targetnya 100 ton, kalau kapasitasnya bilang perhubungan 8 ton per 1 mobil, berapa mobil truk yang dia perlukan, kami menolak keras,” imbuhnya.

Terkait adanya statemen pihak KSOP Bontang yang menyebutkan sampai sejauh ini tidak memberikan izin rencana terminal muat batubara di Pelabuhan Lok Tuan itu, Faisal berharap, walaupun diduga dinas perhubungan mengeluarkan izin, tetapi KSOP Bontang jangan sampai mengeluarkan juga.

Faisal FBR, anggota Komisi III DPRD Bontang

“Saya berharap dan perlu digaris bawahi, walaupun teman-teman dinas perhubungan mengeluarkan (izin-red), tetapi KSOP jangan sampai mengeluarkan juga,” tegasnya.

Faisal meminta pemerintah cq dinas terkait agar mengkaji benar-benar wacana ini agar tidak mengambil keputusan yang tidak tepat.

Dan Faisal juga bersyukur karena teman-teman media kemarin sudah mengangkat wacana ini yang dikatakannya hampir jadi, karena saat pihaknya rapat, perwakilan dari Dinas Perhubungan Bontang diduga sudah menyampaikan teknis rekayasa penggunaan jalan yang akan dilalui, tempat penumpukan, cara angkut dan alat angkut yang digunakan serta perlengkapannya.

“Alhamdulillah kemarin teman-teman dari media angkat dan wacana ini hampir jadi, karena di saat kami rapat, perwakilan dari dinas perhubungan menyampaikan sudah merekayasa jalannya lewat sini, ditumpuk dulu batubaranya di wilayah Kutim, diambil lagi pakai truk, truknya muatnya 8 ton, truknya dibungkus terpal sampai di pelabuhan truknya dibongkar, tetapi tidak menjamin seberapa besar keinginan untuk menjaga kedesiplinan mereka,” beber Faisal.

“Saat sekarang aja, lalu lalangnya mobil kendaraan umum saat pagi hari tidak bisa awasi, siapa menjamin mereka tidak laju dan bisa saja ini tidak dibungkus terpal , apalagi di malam hari. Karena dia memburu target, bisa saja dia tidak pakai terpal. Bisa saja dia lalai.Ini bukan untuk kepentingan daerah Selambei saja, ini kepentingan sepanjang jalanan daerah Lok Tuan,” imbuhnya.

Kata Dia lagi, dari Kutim itu berapa banyak toko, berapa banyak warung makan, pasar, kios, pasti terdampak debu-debunya, walaupun malam ditutup terpal tapi pasti debu-debunya berterbangan.

“Saya bukan mengatasnamakan Selambei saja, mengatasnamakan seluruh warga Lok Tuan, paling kalau saya disini mencium saja, tapi yang kasihan mereka itu yang di pinggir-pinggir jalan. Harus sangat dikaji ulang jangan merasa mendapatkan PAD. PAD tidak seberapa, tapi dampaknya mulai jalanan rusak. Perlu digarisbawahi selama ini banyak jalanan rusak di Bontang setengah mati diperbaiki, tidak semudah itu,” pungkas Faisal.

Terakhir Faisal meminta agar dinas perhubungan jangan hanya memikirkan PAD dari angkutan batubara ini saja, tetapi yang harus dipikirkan, sekarang masyarakat sangat resah karena kir mobil sudah ditarik ke Samarinda karena tidak  memenuhi standard. (mtaha)

Bagikan

Subscribe to Our Channel