Follow kami di google berita

Dinas Kesehatan Siap Visitasi Alat Cuci Darah RSUD dr Abdul Rivai

IKLAN VIDEO LIST

A-News.id, Tanjung Redeb – Dinas Kesehatan berau menjadi salah satu bagian terpenting, dalam pelaksanaan kerja sama antara RSUD dr Abdul Rivai dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Dimana, Dinas Kesehatan sebelum adanya kerja sama tersebut, harus melakukan visitasi terlebih dahulu.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Totoh Hermanto mengatakan, bahwa saat ini pihaknya tengah menyiapkan segala sesuatunya, yang diperlukan untuk visitasi.

“Iya, kami sedang menyiapkan untuk visitasi,” ujarnya.

Dikatakannya, visitasi itu dilaksanakan untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana, alat dan bangunan.

“Tentu nanti semuanya kami cek lagi,” bebernya.

Diakuinya, dalam persoalan visitasi ini, nantinya juga akan memastikan komponen tenaga kesehatan yang bertugas di ruang cuci darah tersebut.

“Kesiapan tenaga kesehatan nantinya juga akan kami lihat. Jadi dari semua aspek nanti akan kami pantau,” terangnya.

Lebih lanjut, pihaknya saat ini masih menunggu kesiapan dari RSUD dr Abdul Rivai untuk melakukan visitasi.

“Kami menunggu kesiapan dari RSUD, nanti kalau mereka sudah siap, kami akan kesana untik visitasi,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, RSUD dr Abdul Rivai telah memiliki alat cuci darah. Pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis, tak perlu lagi berangkat ke luar daerah.

Meskipun telah memiliki alat cuci darah, namun RSUD dr Abdul Rivai saat ini baru bisa memberikan pelayanan terhadap pasien mandiri.

Pasalnya, untuk terapi cuci darah tersebut, belum bekerja sama dengan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hal itu diungkapkan Direktur RSUD dr Abdul Rivai, Jusram.

“Iya, saat ini pelayanan itu diberikan kepada pasien mandiri, karena belum dicover sama BPJS Kesehatan,” ujarnya.

Dikatakannya, nanti tim BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan Berau akan melakukan visitasi terlebih dahulu untuk menilai operasional dari unit HD yang ada.

“Dan memang umumnya seperti itu kalau di awal operasional HD,” katanya.

Diakuinya, Jumat (21/7/2023) lalu sudah mengonfirmasi ke BPJS Kesehatan. Setelah sebelumnya, juga telah bersurat untuk pemberitahuan layanan baru.

“Semoga saja, segera terbit kerjasamanya,” harapnya.

Lanjutnya, saat ini alat yang beroperasi ada 4 unit. Sambil menunggu kerja sama dengsn BPJS Kesehatan.

“Rencananya, nanri ada 12 mesin yang akan diatur operasionalnha sesuai ketentuan Pernefri,” tegasnya.

Jusram menjelasnkan, seorang pasien gagal ginjal yang menjalani Hemodialisis, disarankan mininal 2 kali seminggu, dan sekali hemodialisis memakan waktu 5 jam.

“Pasien akan merasa enjoy dan santai, karena sambil istirahat, makan ataupun nonton,” ucapnya.

Disebutkan Jusram, bahwa biaya yang harus ditanggung oleh pasien, untuk melakukan cuci darah, yakni diangka Rp 850 hingga Rp 1 juta per sekali terapi.

“Harganya berkisar diangka itu,” tandasnya. (Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel