A-News.id, TANJUNG SELOR — Debat ketiga Pemilihan Gubernur Kalimantan Utara (Pilgub Kaltara) 2024 telah usai digelar pada Kamis malam (7/11/2024) di Gedung Handal Bulungtangkis, Kabupaten Bulungan. Dengan tema utama “Ekonomi Berkelanjutan, Kesejahteraan Sosial, dan Kelestarian Lingkungan,” ketiga pasangan calon (paslon) gubernur beradu pandangan dan gagasan demi merebut simpati publik.
Pada debat kali ini, tema besar tersebut dipecah menjadi beberapa subtema, mulai dari pembangunan ekonomi, infrastruktur, investasi, lapangan kerja, pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), lingkungan hidup, pengelolaan perbatasan, hingga pengembangan ekonomi digital. Para paslon memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan visi dan misi mereka dalam menjawab tantangan Kalimantan Utara ke depan.
Gebrakan Paslon untuk Hilirisasi dan Ekonomi Daerah
Di segmen pertama, para paslon memaparkan visi dan misi mereka secara berurutan. Dalam sesi tanya jawab panelis, Paslon nomor urut 2 mendapat pertanyaan terkait upaya mereka dalam mendorong hilirisasi produk hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan. Panelis mempertanyakan langkah konkret yang akan dilakukan paslon tersebut agar produk-produk lokal tidak lagi dijual mentah, melainkan diolah sehingga menciptakan lapangan kerja dan memberikan nilai tambah bagi ekonomi daerah.
“Wilayah Kaltara ini sangat luas dan memiliki potensi besar. Kami akan memberi perhatian khusus kepada petani, nelayan, dan peternak, serta mendorong kehadiran industri besar di Kaltara untuk membuka lapangan kerja,” jawab Paslon 2, menekankan komitmennya terhadap hilirisasi dan industri.
Paslon 3 memberikan tanggapan terhadap jawaban Paslon 2 dengan mengangkat potensi keanekaragaman spesies di Kaltara yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. “Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kearifan lokal dan mutu produk, agar masyarakat bisa menikmati hasil produksinya sendiri,” ujar Paslon 3.
Paslon 1 menambahkan, ada kebutuhan mendesak untuk mendorong pembangunan di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan yang, menurut mereka, belum mengalami kemajuan signifikan dalam lima tahun terakhir. “Hilirisasi sangat perlu dilakukan, dan pemerintah harus berkomitmen terhadap sektor unggulan di setiap kecamatan, menciptakan produk dengan nilai tambah,” tandas Paslon 1.
Strategi Pengembangan UMKM dan Ekonomi Digital
Segmen berikutnya menguji komitmen paslon dalam meningkatkan daya saing UMKM melalui digitalisasi. Paslon 3, yang mendapatkan pertanyaan panelis tentang upaya mengembangkan UMKM digital, menyatakan perlunya pemerataan akses informasi dan pemberdayaan masyarakat dengan teknologi digital.
“Untuk hal ini, ketersediaan sarana informasi yang merata sangat penting, selain juga memberdayakan masyarakat melalui peluang digitalisasi,” ungkap Paslon 3.
Paslon 1 menegaskan pentingnya pembinaan UMKM agar lebih siap menghadapi digitalisasi dan memasuki pasar digital. “Kebijakan yang pro-UMKM harus segera diterapkan oleh pemerintah, termasuk dorongan untuk bergabung ke dalam marketplace digital,” jelas Paslon 1.
Namun, Paslon 2 menolak klaim Paslon 1 bahwa ekonomi Kaltara sedang lesu. Sebagai petahana, Paslon 2 menyatakan bahwa UMKM Kaltara justru mampu bertahan dan berperan besar dalam menopang ekonomi daerah, terutama saat pandemi COVID-19. “Kami terus mendorong kemajuan UMKM, terutama dalam transaksi digital yang meningkat pesat. UMKM inilah yang menjadi tulang punggung ekonomi Kaltara selama masa sulit,” tandas Paslon 2.
Pengelolaan Perbatasan sebagai “Beranda Depan” Negara
Isu mengenai pengelolaan wilayah perbatasan turut dibahas dalam debat ini. Paslon 1 menyoroti perlunya pendekatan baru dalam memajukan daerah perbatasan, dengan menyulap kawasan tersebut menjadi “beranda depan” negara yang sejahtera. “Kita perlu mengubah konsep perbatasan menjadi pusat wisata dan berkolaborasi dengan investor. Pembangunan daerah otonomi baru (DOB) juga sangat penting untuk memastikan pemerataan pembangunan,” ujar Paslon 1.
Paslon 2, yang menamakan dirinya “Ziap,” menanggapi dengan menyebut bahwa pembangunan di wilayah perbatasan sudah berjalan. Di sisi lain, Paslon 3 menegaskan pentingnya meningkatkan harkat dan martabat masyarakat perbatasan agar setara dengan kualitas hidup warga di kota.
Debat Ketiga: Ajang Penentu bagi Masyarakat
Debat kali ini berlangsung dengan suasana berbeda dari dua debat sebelumnya, memberikan kesempatan bagi paslon untuk saling menanggapi. Format interaksi langsung antara paslon menciptakan dinamika yang intens, memperlihatkan kemampuan masing-masing kandidat dalam merespons kritik dan mempertahankan argumen.
Sesi tanya jawab antar-paslon memperlihatkan berbagai pandangan terkait langkah-langkah strategis yang akan mereka ambil jika terpilih memimpin Kaltara. Pada sesi terakhir atau closing statement, ketiga paslon menutup debat dengan menyampaikan komitmen mereka dalam mendukung pembentukan DOB Tanjung Selor, peningkatan industri yang melibatkan masyarakat, pengembangan kawasan perbatasan, peningkatan investasi, hingga keberlanjutan ekonomi digital.
Masyarakat Kaltara kini memiliki kesempatan untuk menilai secara objektif program dan visi yang ditawarkan oleh setiap paslon. Apakah program-program ini dapat diwujudkan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, hanya waktu yang akan menjawab. Debat ketiga ini menjadi ajang penentuan bagi pemilih dalam menentukan pemimpin Kaltara ke depan. (Lia)