Follow kami di google berita

Cuaca di Berau Panas dan Terik?, Ini Penjelasan BMKG

A-News.id, Tanjung Redeb — Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, beberapa hari terakhir ini mengalami suhu udara yang tinggi atau suhu panas yang terasa terik di badan.

Kepala Stasiun Meteorologi Kalimarau Berau, Ade Heryadi menjelaskan, hal ini disebabkan oleh posisi matahari yang berada di utara ekuator atau Utara garis khatulistiwa yang berbanding lurus dengan letak geografis Kabupaten Berau yang berada tepat di utara garis khatulistiwa.

Data yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Kalimarau sampai tanggal 12 Juni ini menunjukkan suhu udara maksimum mencapai 35,6⁰C pada tanggal 11 Juni yang lalu. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi suhu udara adalah tutupan awan yang sedikit.

“Hal ini menyebabkan tidak ada penghalang radiasi matahari sampai ke permukaan bumi, sehingga meningkatkan suhu udara di permukaan, Adapun faktor global juga turut berpengaruh terhadap tutupan awan tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, seiring dengan potensi terjadinya El-Nino yang ditandai semakin hangatnya suhu permukaan laut di Pasifik Timur dan Pasifik Tengah, ditambah dengan mendinginnya suhu permukaan laut di wilayah Samudra Hindia sebelah Timur,

“Membuat uap air dari wilayah Indonesia akan bergerak menuju wilayah Pasifik yang akan menyebabkan menurunnya potensi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Berau,” ujarnya.

Adanya keadaan suhu yang terasa terik ini dapat memicu berbagai dampak, seperti kekeringan dan potensi kebakaran hutan dan lahan. Oleh karena itu, BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan antara pukul 10 pagi sampai pukul 4 sore.

Disarankan pula untuk tetap berada di tempat yang teduh saat matahari sedang terik di siang hari dan menggunakan pakaian pelindung seperti topi yang lebar, kacamata hitam pelindung sinar UV, serta mengoleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ secara berkala.

Selain itu, untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, masyarakat diharapkan tidak membuang puntung rokok sembarangan, terutama di area hutan dan lahan yang rumput atau daunnya mulai mengering. Juga disarankan untuk tidak melakukan aktifitas pembersihan lahan dengan cara dibakar untuk mencegah kebakaran lahan yang tidak terkendali.

BMKG juga merekomendasikan untuk melakukan langkah antisipatif akan potensi curah hujan yang rendah yang dapat memicu kekeringan dan dampak lainnya, meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air sebagai upaya pengelolaan curah hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau.

Begitu pula, langkah persiapan terhadap potensi adanya kebakaran hutan dan lahan yang berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau yang diperkirakan terjadi mulai bulan Juli hingga Oktober 2023.

Masyarakat diharapkan selalu memperbarui informasi cuaca melalui saluran resmi BMKG, baik melalui aplikasi Info BMKG maupun saluran media sosial BMKG Kalimarau.

Dengan memperoleh informasi ini, masyarakat dapat melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi kondisi suhu udara yang tinggi atau suhu panas yang terasa terik di badan, serta menjaga keselamatan dan kesehatan diri serta lingkungan sekitar. (Yf)

Bagikan

Subscribe to Our Channel