Follow kami di google berita

Budidaya Madu Kelulut, Solusi Penyokong Produksi Madu Warga KAT Lati.

Budidaya Madu Kelulut, Solusi Penyokong Produksi Madu Warga KAT Lati.

A-News.Id, Tanjung Redeb – Di antara Komunitas Adat Terpencil (KAT) asli Kalimantan, salah satunya tersebar di Kabupaten Berau yang berasal Suku Dayak Punan Basap. Sebagian sub suku dayak ini tinggal di sekitar Lati Kampung Sambakungan yang merupakan area operasional PT Berau Coal.

Sejak dulu keseharian warga KAT Lati menggantungkan hidupnya dengan mengolah hasil alam untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti halnya berburu, memancing, atau mengandalkan produksi dan penjualan madu hutan.

Dalam pengelolaan madu hutan, warga KAT Lati sebelumnya telah dibantu pendampingan oleh PT Berau Coal. Namun begitu, ada kalanya ketersediaan madu hutan bersifat musiman, tidak setiap waktu dapat dipanen, sehingga warga KAT Lati tidak bisa terus bergantung pada produksi madu hutan.

“Ya jadinya kalau tidak ada madu hutan, ya kami tidak menjual apa-apa, tidak ada penghasilan,” tutur Puluk, salah satu warga KAT.

PT Berau Coal melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) bersama warga KAT Lati, melakukan budidaya Madu Kelulut sebagai penyokong produksi madu yang berkelanjutan, sehingga produksi madu tidak perlu lagi bergantung musim.

Aksesnya pun lebih mudah, karena budidaya madu kelulut dapat dilakukan di area rumah. Selain itu, bisa dipanen secara berkala, dan minim resiko.

Kini, Puluk menjadi salah satu pelopor budidaya madu kelulut di KAT Lati bersama warga lainnya.
Diakui Puluk, adanya pembinaan budidaya madu kelulut dari Berau Coal, memiliki dampak besar bagi pengembangan budidaya madu secara jangka panjang. Terlebih dirinya percaya, pendampingan sebelumnya yang telah dilakukan Berau Coal dalam budidaya madu hutan juga telah berhasil.

“Sekarang jika menunggu musim madu hutan, kami sudah punya kegiatan lain. Terlebih lagi, madu kelulut ini lebih mudah. Bisa dibudidayakan di sekitar rumah. Tentu membuat kami menjadi lebih mudah” tuturnya.

Kegiatan pendampingan dilakukan Berau Coal dalam budidaya madu di KAT Lati, di antaranya yaitu, pelatihan dan edukasi panen madu lestari, pengadaan sarana dan prasarana panen madu, edukasi panen madu yang aman, serta pengembangan budidaya madu kelulut, yang saat ini sedang digencarkan.

Melalui program tersebut Berau Coal berkomitmen untuk mengembangkan aset-aset masyarakat, memperkuat kemitraan produktif yang berkelanjutan, dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif dalam mengelola peluang potensi lokal.

Dari pendampingan yang diberikan Berau Coal, Puluk menyampaikan rasa syukur dan mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Berau Coal yang selama ini sudah cukup banyak membantu, sehingga apa yang dipelajarinya kemudian dipraktikkan di kampungnya.

Berau Coal juga berkomitmen untuk melakukan pendampingan hingga ke hilir pemasarannya. Sehingga kedepannya warga KAT Lati tidak lagi merasakan kesulitan, karena saat ini sudah mampu membudidayakan madu kelulut dari dekat rumah.

“Kami bersyukur dan harapannya ke depan dampak ekonomi warga KAT Lati bisa meningkat. Itu lah juga yang saya harapkan,” tuturnya.

Masyarakat KAT Lati sebelumnya juga telah didampingi oleh PT Berau Coal sejak lama, mulai dari penyediaan hunian yang layak, penyediaan fasilitas air bersih, listrik, pendidikan untuk anak-anak, dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya. Menurutnya, tanpa dukungan dari Berau Coal kepada masyarakat KAT, mungkin dirinya dan keluarganya masih hidup di hutan untuk bertahan hidup.

Community Development Manager PT Berau Coal, Hikmawaty, menerangkan, kegiatan pemberdayaan KAT Lati tersebut selaras dengan rencana pasca tambang untuk kegiatan sosial yakni mendorong kemandirian masyarakat sehingga tidak terkait dengan tambang. Program tersebut merupakan wujud konsistensi PT Berau Coal dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup dan program inovasi sosial, dalam mendorong kemandirian masyarakat KAT di lingkar operasional PT Berau Coal.

“Sehingga mengantarkan Berau Coal kembali menerima penghargaan Proper Emas,” jelas Hikmawaty.

Bagikan

Subscribe to Our Channel