A-news.id, Tanjung Redeb — Sistem pengolahan sampah di TPA Bujangga yang saat ini menggunakan teknik kontrol landfill, hanya bisa bertahan hingga Agustus 2025 ini. Keterbatasan anggaran menjadi salah satu penyebab utama penanganan sampah yang ada.
Ditemui beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Mustakim menjelaskan jika sistem kontrol landfill yang dipakai saat ini membutuhkan anggaran cukup besar.
“Kami berupaya mengajak kolaborasi pihak ketiga yakni perusahaan. Tapi sampai saat ini belum ada tanggapan. Jadi kita masih mengandalkan anggaran yang ada ada. Diperkirakan hanya sampai bulan Agustus nanti,” terang Mustakim.
Mustakim menyebut, anggaran untuk pengolahan sampah se-Kabupaten Berau di tahun 2025 ini hanya Rp900 juta. Sedangkan untuk sekali penimbunan membutuhkan anggaran sampai Rp200 juta.
“Jadi bisa diperkirakan sendiri dengan anggaran itu, sistem kontol landfill juga dilakukan di Talisayan, TPA Tanjung Batu, Maratua, dan TPA Bujangga Tanjung Redep,” bebernya.
Agar mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, DLHK Berau juga tengah menggencarkan sosialisasi pemilahan sampah dari rumah. Terutama untuk sampah rumah tangga atau organik yang masih bisa ditangani sendiri.
“Karena sampah rumah tangga seperti sisa makanan, lauk dan sayur itu hanya bertahan 3 hari. Setelah itu akan berbau. Jadi kami edukasi masyarakat untuk bisa melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang ke tempat pengumpulan sampah sementara,” tutupnya.
Kontrol landfill sendiri adalah, sistem pengelolaan sampah yang menggabungkan teknik open dumping dan sanitary landfill. Sistem ini lebih maju dibandingkan open dumping. Dengan cara kerja penimbunan, diratakan dan dipadatkan, sampah akan ditutup dengan lapisan tanah secara berkala. Tujuannya adalah mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, mengurangi risiko perkembangbiakan serangga, mengurangi pencemaran gas metana, mengurangi bau, meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan meningkatkan kestabilan permukaan TPA. (mel)