Follow kami di google berita

Pulau Derawan Terancam Hilang, Saga Sebut Selalu Usulkan Penanganan Abrasi, Tapi Tak Ada Kelanjutannya

A-News.Id, Tanjung Redeb – Sejak belasan tahun lalu, masalah abrasi di Pulau Derawan disampaikan untuk ditangani. Sayangnya, sudah banyak aset bangunan yang hilang akibat abrasi namun belum ada tindakan penanganan yang serius.

Sebelumnya helipad, bangunan yang pernah resort yang pernah dihuni Presiden RI kedua, HM Soeharto juga hilang. Termasuk venue voli pantai yang digunakan pada PON 2008 juga hilang.

Kekhawatiran hilangnya pulau wisata yang telah mendunia ini semakin nyata. Pendataan terakhir pulau dengan luasan yang tersisa sekitar 34 hektar ini semakin berkurang.

Padahal setiap tahun dalam agenda Musrenbang aspirasi ini tak pernah absen disampaikan.

Masyarakat meminta ada action nyata dan segera dilaksanakan penanganan. Fakta hilangnya sejumlah bangunan akibat abrasi seharusnya menjadi atensi khusus bagi pemerintah daerah.

Menurut anggota DPRD Berau Dapil pesisir, H Sa’ga, usulan ini tidak pernah absen disampaikan dalam setiap Musrenbang setiap tahunnya. Ia meminta agar bisa masuk dalam usulan dan masuk skala prioritas. Sebab abrasi yang terjadi jika dihitung rata-rata per tahunnya mengikis bibir pantai antara 1 sampai 2 meter.

“Ini dari yang saya tau, kendalanya karena pengurusan ini ada di pusat, dan daerah tidak bisa menangani. Tapi kami tetap mengusulkan hal tersebut,” ungkapnya.

Di Kabupaten Berau ada 3 pulau wisata bahari yang terancam abrasi parah yakni Pantai di Pulau Derawan, Kampung Payung-Payung, dan Pulau Kaniungan.

Sa’ ga mengakui, bahwa abrasi pulau wisata Berau itu merupakan ancaman nyata dan sudah berlangsung lama. “Selalu disampaikan, kami juga di DPRD tidak letihnya menyampaikan atau meneruskan aspirasi masyarakat, tetapi memang sampai saat ini belum ada solusinya,” ungkap Politisi PPP ini.

Menurutnya, abrasi menjadi ancaman serius dan sudah terjadi serta bisa dilihat dampaknya. Terlebih, tiga kawasan tersebut masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Dia mengemukakan, Pulau Derawan setiap tahunnya kehilangan 1 hingga 2 meter daratannya akibat abrasi. “Tidak menutup kemungkinan, Derawan, Payung-Payung, dan Kaniungan, di masa depan hanya akan menjadi cerita,” katanya.

Bahwa perlu ada kajian khusus belum menjadi jawaban pasti penanganan karena diprediksikan memakan waktu yang tidak sebentar. Apalagi menurutnya belum ada masterpalan penanganan. Termasuk hasil kajian yang menjadi dasar mekanisme penanganan. (Adv/poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel