Follow kami di google berita

PT Berau Coal Beri Pelatihan Peningkatan Kualitas dan Produk Kerajinan Tangan

A-News.id, Tanjung Redeb – Komitmen PT Berau Coal terhadap peningkatan kualitas ekonomi masyarakat di Bumi Batiwakkal terus ditunjukan.

Kali ini, PT Berau Coal menggelar pelatihan peningkatan kualitas dan modifikasi produk kerajinan KAT KM 21 Sambarata.

Community Development PT Berau Coal, Reza Hermawan mengatakan, pelatihan tersebut digelar selama 3 hari.

Dimana, pihaknya berharap agar peserta pelatihan benar-benar menyimak dan menyerap semua informasi serta petunjuk yang diberikan oleh instruktur.

“Tentunya, kita ini semua masyarakat itu bisa maju. Dengan adanya pelatihan ini, semoga saja bisa meningkatkan kemampuan UMKM yang ada di Sambarata,” katanya.

Ditegaskannya, pihaknya akan terus mengawal semua produk yang dihasilkan hingga proses pemasarannya.

“Kami berkomitmen untuk itu,” ujarnya.

Diungkapkannya, bahwa dengan adanya peningkatan kemampuan masyarakat, tentunya juga akan memengaruhi kualitas ekonomi masyarakat tersebut.

“Ini memang sudah menjadi program kami. Dan kami selalu berkomitmen untuk bagaimana program ini terlaksana dengan baik,” bebernya.

Sementara itu, Dasawisma Kelompoo Handy Craft Sambarata KM 21, Mala mengatakan, bahwa kegiatan kerajinan yang dijadikan usaha ini, baru berjalan 1 tahun.

“Kami masih bisa membuat yang biasa-biasa saja. Dengan adanya pelatihan ini, tentunya akan meningkatkan kemampuan kami untuk membuat yang lebih baik lagi,” tuturnya.

Dijelaskannya, kerajinan yang dibuat oleh pihaknya cukup banyak. Yakni, Anjat, Kapil, dan Saung.

Lanjutnya, Anjat merupakan anyaman rotan berbentuk tabung berfungsi sebagai tas dan berukuran paling besar. Biasanya, Anjat digunakan warga KAT KM 21 Sambarata yang merupakan suku asli Dayak Gaai dan Punan sebagai wadah membawa perlengkapan berburu atau hasil bumi yang didapatnya di tengah hutan.

Sementara itu, untuk Saung merupakan topi yang kerap digunakan oleh masyarakatnya untuk melindungi kepala dari panas terik matahari atau sekedar hujan tipis. Berbeda dengan Anjat, Saung terbuat dari tiga bahan utama. Bahan baku utamanya adalah Daun Sang, sebuah daun yang diambil dari pohon yang dikatakan Mala-sapaan akrabnya- seperti pohon salak. Pohonnya rendah, tangkai daunnya berduri. Kedua, sisi lingkaran pada topi yang mirip dengan caping itu dirangkai menggunakan batang rotan serta bagian tengah yang akan diletakkan di kepala merupakan anyaman yang terbuat dari batang bambu.

Sementara itu, Perwakilan Dekranasda, Rusmiati menyebut, kegiatan ini sangat berpotensi bagi pengrajin.

Hanya saja dengan kurangnya pengetahuan, pemasaran skill dan lain-lain, menimbulkan sebuah keterbatasan.

Dengan adanya pelatihan ini mereka akan dibekali skill terutama memodifikasi secara kualitas desainnya lebih modern dikarenakan adanya persaingan dengan daerah luar.

“Harapan saya kegiatan ini dapat kami monitoring secara terus menerus,” pungkasnya.

Bagikan

Subscribe to Our Channel