A-News.id, TARAKAN- Meninggalnya bocah kelas 2 berinisial IR yang menempuh pendidikan disalah satu sekolah dasar negeri (SDN) Tarakan sampai juga ke telinga Ombudsman Republik Indonesia. Kasus yang dikomentari langsung oleh Komisioner Ombudsman RI, Indraza Marzuki ini meminta agar segera diselesaikan dengan sikap transparansi.
“Kami (Ombudsman RI) mendorong transparansi atas kasus ini,” tegas Indraza.
Kasus IR ini dinilai Indraza tengah menyeret berbagai pihak. Untuk itu pihaknya menginginkan adanya penjelasan keterbukaan atau sikap transparansi dari seluruh pihak.
Namun sayangnya, hingga kini seluruh pihak yang terlibat ini seperti dinas-dinas terkait hingga kini belum mampu memberi penjelasan. Hal ini dikarenakan dibutuhkannya seseorang yang berkompeten yang dianggap mampu memberikan statement mengenai kasus meninggalnya IR tersebut.
“Untuk itu kami meminta agar masyarakat sedikit bersabar dalam melihat perkembangan kasus korban karena ini membutuhkan waktu,” ucapnya.
Meski begitu, Indraza mengakui bahwa kasus meninggalnya korban IR ini nantinya dipastikan berkelanjutan. Sebab seluruh pihak terkait saat ini sedang melakukan pendalaman mengenai meninggalnya IR sehingga dirinya secara pribadi masih enggan memberikan komentar berlebih atas kematian IR.
“Saya percaya kasus ini pasti akan ditindaklanjuti. Mohon maaf saya belum bisa berkomentar banyak,” ujarnya.
Namun ia meyakini bahwa nantinya akan ada pihak tertentu yang mampu memberikan penjelasan secara detail mengenai kematian IR. Hanya saja, dalam kasus ini Indraza mengaku turut berbela sungkawa atas meninggalnya IR. Indraza berharap agar seluruh pihak mampu menyelesaikan hal ini dengan baik sehingga nantinya tidak menimbulkan hal-hal negatif dikalangan masyarakat.
“Secara pribadi saya belum bisa memberi komentar lebih. Namun saya turut berdukacita atas meninggalnya IR, semoga keluarga tabah,” harapnya.
Untuk diketahui, IR merupakan bocah kelas 2 yang bersekolah disalah satu SDN Tarakan. Sebelum meninggal dunia, IR sempat mengaku bahwa dirinya merupakan korban pemukulan siswa berinisial FA.
Berdasarkan keterangan ibu korban, IR sempat bercerita dipukul oleh FA saat pelajaran sedang berlangsung di kelas. Saat itu adalah jam pelajaran Ibu Guru berinisial M. Namun saat dikonfirmasi media, M mengaku tidak mendengar keributan apapun saat FA memukul IR. Sebab IR merupakan siswa yang dikenal dengan watak pendiam.
Tak hanya itu, pasca pemukulan tersebut, wajah IR tidak menunjukkan tanda apapun. Namun dimalam harinya, Ibu IR menemukan mata IR mulai berair dan bengkak.
Saat itu, IR terus melakukan perawatan insentif di fasilitas kesehatan. Kemudian sempat dinyatakan koma hingga akhirnya meninggal dunia. IR dipukul pada Agustus 2024 dan dinyatakan meninggal pada November 2024.(bro)