A-News.id, Tanjung Redeb — Menjelang hari raya baik Lebaran maupun Idul Adha, keberadaan LPG 3 kilogram atau gas melon mendadak menghilang. Hal ini juga dirasakan masyarakat Kabupaten Berau sejak seminggu belakangan.
Ketua DPRD Berau Madri Pani menyebut jika masalah ini sudah menjadi masalah klasik di Berau. Bahkan, hampir setiap tahunnya permasalahan ini selalu muncul.
“Pendataan itu penting, berapa jumlah kebutuhan di Berau, sehingga dinas terkait bisa mengajukan permintaan penambahan jumlah stok gas melon. Jangan terus dibiarkan seperti ini,” tegasnya.
Tak hanya itu, semua instansi yang mengurusi gas melon ini, juga diminta sering turun mengecek ke lapangan baik ke agen maupun pangkalan, agar bisa mengupdate kondisi keberadaan gas melon di masyarakat.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Bina Usaha Perdagangan, Diskoperindag Berau, Hotlan Silalahi menjelaskan jika distribusi gas melon ini sudah dijalankan sesuai aturan.
“Semua sudah sesuai dengan Kepmen Nomor 37.K/MG.01/MEM.M2023 dan Kepdirjen Nomor 99.K/MG.05/DJM/2023, dimana pembelian tabung gas bersubsidi itu wajib terdata, dan pembelian juga harus melalui pangkalan atau agen resmi, dengan menggunakan KTP. Itu pun sudah berlaku di Berau,” ujarnya.
Namun, fenomena masyarakat yang suka membeli untuk stok, juga bisa menjadi salah satu faktor kelangkaan tersebut. Padahal, Diskoperindag sendiri juga telah berpesan kepada seluruh camat dan lurah, untuk menyampaikan kepada masyarakat terkait aturan pembelian tabung gas LPG 3 kg ini.
Faktor lain yang bisa menjadi penyebab kelangkaan adalah faktor cuaca. Sehingga menyebabkan proses pengiriman terlambat dan terjadi antrean panjang pengisian di SPBE Samburakat.(yf/adv)