A-News.id, Tanjung Redeb – Ketua DPRD Berau, Madri Pani berharap agar Bupati Berau, Sri Juniarsih tidak ingkar dengan pernyataannya, bahwa listrik di Berau tidak akan padam lagi, mengingat adanya tambahan daya cadangan dari mesin yang didatangkan oleh PLN Berau. Mengigat dalam beberapa pekan ke depan, sudah masuk idul fitri.
Madri mengatakan, karena berbahaya jika statemen yang dikeluarkan oleh seorang pimpinan namun ingkar. Malah akan merugikan diri sendiri dan masyarakatnya. Omongan seorang pimpinan tentu dipertanggungjawabkan.
“Ya saya lihat, dia (bupati, red) memastikan bahwa tidak ada pemadaman lagi. Saya harap itu bukan hanya untuk menenangkan masyarakat. Tapi memang untuk fakta,†ujarnya.
Dilanjutkan Madri Pani, masyarakat sebenarnya sudah muak dengan janji-janji politik. Ia menuturkan, masyarakat hanya ingin agar apa yang disampaikan bisa terealisasi dan terbukti. Ia mengatakan, jangan sampai, permasalahan listrik ini sama dengan kejadian Jembatan Sambaliung. sudah banyak masyarakat berharap, namun hingga kini belum terealisasi.
“Janganlah korban masyarakat. berbicara apa adanya saja,†tuturnya.
Politikus NasDem ini mengatakan, dengan adanya mesin cadangan ini, tentunya kinerja PLN juga dipertanyakan. Jangan sampai, berleha-leha. Begitu juga Pemkab Berau, jangan terlalu mengandalkan mesin cadangan. Agar tidak melupakan MoU antara PLN Berau dan PLTU Lati, yang sudah molor sejak Januari 2023 lalu.
“Setahu saya, MoU itu belum berjalan, padahal Januari lalu sudah habis masa kontraknya,†tambahnya.
Sementara itu, Kepala PLN UP3 Berau M Harryadi Poel mengatakan dirinya tidak berani memastikan bahwa tidak ada pemadaman. Mengingat, mesin cadangan tersebut, hanya mampu memback up satu mesin pembangkit jika mengalami kerusakan.
“Sekarang gini, jika hanya satu unit mesin yang mengalami masalah bisa diback up, tapi jika lebih dari satu, maka sulit untuk diback up,†katanya.
Ia melanjutkan, pinjam pakai mesin tersebut tidak dibatasi waktu, karena masih akan digunakan hingga daya terpenuhi. Selain itu, MoU antara PLN dan PLTU hingga kini masih dalam progres perpanjangan hingga Mei 2023 mendatang.
“Benar, MoU belum berjalan dikontrak yang baru. Masih kontrak lama, dengan harga yang sama juga,†bebernya.
Dijelaskannya, dengan isu dari pihak PLTU Lati meminta adanya kenaikan tarif Rp/kWh dari 836. Dikarenakan bahan baku batu bara yang sebelumnya PLTU Lati mendapatkan Batubara Royalti dari Tambang Berau Coal per Januari mereka harus membeli batubara dengan harga Royalti.
“Sehingga Exces PLTU Lati lebih fokus menjual ke arah tambang pelanggan mereka (Wilus) dibandingkan suplai ke sistim PLN. Tapi kami upayakan Mei ini kelar,” pungkasnya. (Adv/Poh)