Follow kami di google berita

Di Usia Senja, Joko Masih Semangat Berdagang Kumpulkan Pundi-Pundi Rupiah untuk Keluarga

A-News.id, Berau – Basinang, itulah nama kawasan pedagang kaki lima yang berdiri tepat di depan museum Batiwakkal, Gunung Tabur. Basinang sendiri berarti cahaya terang, secara harfiah semacam doa untuk para pedagang agar dengan berjualan maka taraf ekonomi mereka bisa lebih meningkat dibanding sebelumnya alias membawa penerangan.

Ada 15 stand usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dimanfaatkan pedagang untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Belasan stand berwarna kuning dengan desain yang cukup sederhana tersebut merupakan penyaluran program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) dari PT. Berau Coal.

Tentu saja dengan bantuan tempat berjualan tersebut, diakui pedagang sangat bermanfaat bagi mereka sebagai lapak yang strategis dalam menarik pengunjung. Seperti yang dirasakan oleh Joko misalnya, seorang warga yang berdomisili di Gunung Tabur. Dirinya mengaku, dengan bantuan stand tersebut ia merasa sangat terbantu mencari nafkah terutama untuk menguliahkan anak-anaknya.

Hanya berjualanlah satu-satunya harapan Joko mengais rezeki untuk keluarganya. Pada pukul 07.30 Wita ia harus sudah mulai berjualan sampai dengan pukul 23.00 Wita dengan jadwal buka Senin-Kamis, Sabtu dan Minggu sedang Jumat tutup. Saat berdagang ia dibantu seorang istri.

Inovasi yang ia lakukan agar rombongnya tetap ramai pembeli adalah dengan menciptakan menu berbeda dengan pedagang di sebelahnya. Meski sudah berusia 51 tahun, namun Joko yang diamanatkan sebagai ketua PKL Basinang itu cukup lihai dalam mengatur strategi penjualan agar baik dirinya atau pedagang lain sama-sama untung.

“Jadi antara saya dengan pedagang lain tidak sama yang dijual, harus bervariasi, itu sudah kita atur, jadi kalau mau jualan maka siapkan menu berbeda,” jelasnya.

“Paling ramai pengunjung itu tidak bisa ditentukan, kecuali kalau ada event, pendapatan kami mungkin bisa meningkat 2 kali lipat,” ungkapnya.

Pria paruh baya tersebut menceritakan, perjuangan ia dalam berjualan ditempuh sudah sangat lama hingga 6 tahun lamanya. Hanya saja, dahulu ia hanya memiliki lapak kecil-kecilan, sampai suatu saat ia bersama dengan para pedagang lainnya memilih untuk bertemu pemerintah kelurahan agar pihak ketiga dapat ikut berkontribusi dalam meningkatkan taraf hidup para pedagang.

“Alhamdulillah ada respon dan kami mendapat apa yang kami inginkan, saya ucapkan terima kasih kepada Berau Coal dan salah satu tokoh masyarakat yang betul-betul memperjuangkan kami sehingganya kami bisa berjualan dengan tenang,” katanya.

Menurut amatnya, pria yang juga sudah memiliki 3 cucu itu, merasa banyak perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah adanya bantuan stand UMKM. Tidak bisa ia gambarkan dengan jelas berapa perbedaan pendapatan yang ia kumpulkan. Namun begitu, ia merasa omzet yang ia terima saat ini cukup besar dibanding sebelumnya.

Faktornya yakni, dahulu saat berjualan dengan lapak yang tidak dilengkapi atap maka saat cuaca sedang hujan mau tak mau Joko harus membubarkan diri. Sementara sekarang, walaupun hujan ia masih tetap bisa berjualan karena stand sudah dibuat dengan tampilan mempunyai atap dengan pondasi yang kokoh.

“Itu perbedaan yang kita rasakan dulu dengan sekarang, kalau dulu hujan kita kehujanan, kalau panas kita kepanasan, tapi dengan adanya stand walaupun cuaca sedang hujan kita masih tetap bisa menetap di dalamnya, tapi pengunjung lagi yang harus kita pikirkan,” jelasnya.

“Harapan kita semoga ke depan ada fasilitas tambahan bagi para pengunjung semacam tenda, agar jika hujan atau panas pengunjung tidak lari,” tandasnya.

Tak hanya dari tempat Joko berjualan, Lurah Gunung Tabur Rudi Yanto yang juga kebetulan mampir untuk bersantai di tepian Basinang menceritakan, sejak menjabat 5 bulan lalu hal yang pertama ia lakukan adalah penataan lokasi pedagang di sekitar Tepian Basinang dengan bersurat ke Bupati Berau melalui Camat Gunung Tabur. Sebab, kawasan tersebut merupakan kawasan hijau dengan tujuan agar tepian itu dapat dijadikan kawasan wisata kuliner.

“Mewujudkan itu, kami beberapa kali rapat, dan Alhamdulillah mereka semua sepakat dan mau di tata. Dan sekarang jauh lebih baik,” ungkapnya.

Ternyata niat baik itu tak lama terwujud, PT Berau Coal hadir memberikan kontribusinya untuk memberikan booth-booth bagi para pedagang UMKM di tepian Gunung Tabur. Melihat tantangan yang dihadapi oleh para pedagang, tentunya melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat apa yang menjadi cita-cita pedagang itu dapat terealisasi.

“Dari tantangan yang dihadapi oleh pedagang disini (tepian Gunung Tabur), PT Berau Coal hadir untuk memberikan bantuan booth UMKM,” sebutnya.

Tak hanya itu, karena lokasi booth UMKM ini dekat dengan tujuan wisata yakni museum Batiwakkal, ia sebagai pemimpin wilayah sekitar berencana akan mempadukan kawasan PKL Basiang dengan Pasar Barambang. Pihaknya pun akan mengagendakan acara kearifan lokal pada Sabtu dan Minggu di sekitar mesium, untuk menarik minat pengunjung. Menurutnya, dengan banyaknya pengunjung, maka berdampak bagus pada pedagang kuliner di sepanjang tepian.

“Dengan harapan ekonomi masyarakat di sini dapat terus tumbuh, dan meningkat,” tambahnya.

Di akhir kata ia mengucapkan apresiasi dan terimakasih kepada Berau Coal yang selalu hadir membantu warganya. Dia juga berharap, Berau Coal dapat terus memberinya perhatiannya kepada masyarakatnya. Terutama dalam membina pedagang di sekitar Tepian Basinang.

“Kami juga sangat mengapresiasi Berau Coal. Kehadiran mereka dengan berbagai program kerakyatannya di sini, sangat membantu masyarakat. Salah satunya pedagang di kawasan kuliner wisata di Tepian Basinang ini,” pungkas Rudi.

Manager Community Development PT Berau Coal, Hikmawaty mengatakan, bantuan booth UMKM merupakan bentuk dukungan PT Berau Coal melalui Yayasan Dharma Bhakti Berau Coal (YDBBC), terhadap program Kelurahan Gunung Tabur dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Kami dalam hal ini juga terus berupaya konsisten dan berkomitmen dalam pendampingan masyarakat, salah satunya terhadap pelaku UMKM ini,” ucap Hikmah.

Disebutnya, dukungan Booth UMKM yang diberi nama Berau Ciptausaha ini, berawal dari upaya PT Berau Coal untuk mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Berau umumnya, dan di Kelurahan Gunung Tabur khususnya, agar berdaya saing dan mandiri secara ekonomi.

“Kami tentu bersyukur, dukungan rombong UMKM yang kami beri nama Berau Ciptausaha hampir setahun telah berjalan dan bantuan benar-benar bisa member dampak terhadap peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Lanjutnya, konsep program pengembangan masyarakat PT Berau Coal juga mendorong untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Memerhatikan dari segi kesehatannya juga. Sehingga selain bantuan 30 booth pihaknya juga membantu melengkapi fasilitas prokes bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau dan kelurahan. Seperti toilet umum hingga tempat sampah. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel