Follow kami di google berita

Dampak Banjir, Petani di Kampung Tumbit Melayu Panen Lebih Awal

A-News.id, Tanjung Redeb – Dampak banjir yang terjadi di kawasan Tumbit Melayu dan sekitarnya membuat petani yang bercocok tanam di wilayah tersebut harus memanen sayurannya lebih awal untuk mengurangi risiko gagal panen, Rabu (1/12/2021).

Salah satu petani ubi jalar Rizal mengaku, kalau langkah tersebut terpaksa harus dilakukannya agar tidak ada tanamannya yang mati akibat terendam banjir dalam jangka waktu yang cukup lama, pasalnya banjir sudah merendam pemukiman rumah warga sejak, Senin (29/11/2021) dua hari lalu.

Padahal katanya, waktu panen seharusnya dilakukan pada akhir tahun, hanya saja berhubung air banjir Rizal mengaku, tidak dapat berbuat banyak selain menyelamatkan hasil kebun yang ia tanam di lahan seluas 0,5 hektare yang masih bisa dijual ke pasaran.

“Dihitung-hitung ini sudah termasuk rugi, biasanya kalau dalam 1 hektare itu bisa sampai 8 sampai 9 ton,” ujarnya.

Selain itu, dampak panen cepat ini menyebabkan harga jualnya dipastikan anjlok dari harga yang biasanya Rp 10 ribu menjadi Rp 5 ribu perkilogramnya. Kondisi seperti ini merata pada petani lain yang bercocok tanam di lokasi yang sama.

“Kalau ada yang minat kita jual kalau tidak ya mau bagaimana lagi, jelas ini hitungannya jual rugi,” tambahnya.

“Waktunya dipanen tidak bisa dipanen ini busuk semua, gagal panen semua ini,” ujar petani lain di kampung Tumbit Melayu, Joni.

Diberitakan sebelumnya, curah hujan yang tinggi di Kabupaten Berau membuat air sungai Segah dan Kelay meluap, dampaknya pun air naik hingga ke kawasan rumah warga yang berdomisili di Meraang, Kampung Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur, Kampung Tumbit Dayak dan Kampung Long Lanuk, Kecamatan Sambaliung.

Seorang warga Tumbit Dayak, Dedy mengatakan, air mulai merendam lingkungan rumahnya sejak, Senin (29/11/2021) sore hari. Bahkan ia mengaku, kalau debit air masih terus naik.

“Sebagian ada yang terendam sampai ke teras, ini memang biasanya setiap hujan pasti terendam di sini (Tumbit Dayak) apalagi musim penghujan, dan bahkan lebih tinggi dari ini biasanya,” ujar Dedy.

Melihat situasi itu, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau bersama Basarnas, PMI, TNI dan Brimob menyisir beberapa titik di lokasi tersebut untuk melihat seberapa tinggi air yang merendam permukiman. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel