Follow kami di google berita

3 Tahun Terakhir, Dinkes Berau Mendata Ratusan Orang Tergigit Hewan Penular Rabies

A-News.id, Tanjung Redeb – Di media sosial, beberapa waktu belakangan ini tengah dihebohkan dengan munculkan kasus rabies. Kasus rabies tersebut, muncul di beberapa daerah di luar Berau.

Beruntungnya, di Berau, kasus tersebut tidak terjadi. Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau mencatat nol kasus rabies di Berau. Terakhir, kasus rabies terkonfirmasi pada tahun 2017 silam.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Junaidi mengatakan, untuk Berau hingga kini masih negatif kasus rabies. Dan hewan yang terjangkit sudah dimusnahkan sesuai dengan persetujuan dari pemilik hewan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Toto Hermato melalui, Pengelola Program Rabies Dinkes Berau, Mariati Mapun mengatakan, Infeksi ini ditularkan oleh hewan yang terinfeksi penyakit rabies. Hewan utama sebagai penyebab penyebaran rabies adalah Anjing, Monyet, Kucing dan Kera.

“Di Kabupaten Berau sendiri memang selama ini belum ada kasus positif rabies,” ujarnya.

Meski di Berau belum ada kasus positif rabies,  Dinkes Berau selalu gencar melakukan imbauan kepada masyarakat jika terkena gigitan hewan penular rabies.

“Jadi langkah-langkah awal jika terkena gigitan hewan penular rabies langsung di anjurkan mencuci menggunakan sabun selama 15 menit di air yang mengalir, setelah itu memberikan betadine dan kemudian membawa ke fasilitas kesehatan seperti rabies canter atau jika tidak ada bisa ke Puskesmas langsung, ” tambahnya.

Untuk di Kabupaten Berau sendiri memiliki lima rabies canter yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Berau sendiri, seperti yang berada di Talisayan, Tanjung Batu, Puskesmas Kampung Bugis, Puskesmas Kelay dan Puskesmas Segah.

“Kita memiliki lima rabies canter yang tersebar di beberapa wilayah di Berau,  namun, jika wilayah tersebut jauh dari ke lima rabies canter, bisa membawa ke Puskesmas terdekat, karena anjuran dari pimpinanan saat ini seluruh Puskesmas boleh membawa vaksin atau obat rabies, guna penanganan lebih awal dan cepat,” tambahnya.

Jika habis terkena gigitan hewan penular rabies, pihaknya bakal mengawasi pasien dan hewan penggigit, apakah dalam Sepekan tidak ada gejala yang di timbulkan setelah efek gigitan hewan tersebut dan juga mengawasi hewan itu apakah setelah mengigit hewan tersebut apakah masih sehat atau mati.

“Kita juga koordinasi dengan Dinas Pertanian Dan Pertenakan (Distanak) untuk memastikan hewan tersebut sehat dan tidak menimbulkan gejala yang berarti,” katanya.

Adapun ciri-ciri manusia yang diduga terjangkit penyakit rabies yaitu, demam, gelisah, takut air, takut cahaya, mengeluarkan banyak liur, kejang, lumpuh dan Infeksi otak.

“Jika lambat dalam penanganan kemungkinan kecil orang itu bakal selamat jika memang positif rabies, oleh karena itu kami dari dinkes meminta masyarakat Berau segera melapor jika terkena gigitan hewan penular rabies,” tambahnya.

Sedangkan dalam kurun tiga tahun terakhir, Dinkes Berau mencatat ada ratusan orang yang terkena gigitan hewan penular rabies.

“Di tahun 2021 ada sebanyak 36 kasus gigitan hewan penular rabies, sedangkan di tahun 2022 ada 47 kasus gigitan hewan penular rabies dan di tahun 2023 ini pada bulan Januari ada 6 kasus, bulan Februari ada 6 kasus, bulan Maret ada 10 kasus, bulan April 6 kasus dan pada bulan Mei ada 14 kasus, ini jumlah orang yang terkena gigitan hewan penular rabies namun tidak sampai positif rabies karena segera mendapatkan penanganan,” tutupnya. (Adv/Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel